MAKALAH KIMIA ORGANIK II PEMBUATAN MINYAK RAMBUT POMADE DARI MINYAK MELATI


BAB I

I.1. Latar Belakang
              Spesies Jasminum Sambac Maid of Orleans atau Jasminum Sambac Aid adalah spesies yang sangat populer dan telah dinobatkan sebagai bunga puspa bangsa serta banyak digunakan untuk rangkaian bunga dan pewangi teh (Suyanti dkk, 2003). Tanaman melati banyak dibudidayakan di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat dengan luas area 1,52 ribu ha dan produksi 13.45 ribu ton. Jenis yang banyak ditanam di Jawa Timur adalah Jasminum Sambac dengan tingkat produksi 650 ton per tahun (Anonymous, 2009).
Sebenarnya prasaran ini bukan Research dalam arti yang sebenarnya, karena method – method ini ``Enfleurasi`` dan ``ekstraksi`` telah lama dikerjakan ini di luar negri misalnya di Prancis Selatan sudah dikerjakan pada tahun sebelum tahun 1927.
Sumber bahan terdapat di negara kita.cara pembuatanya dapat di lakukan dengan alat – alat yang sederhana( dapat dibuat sediri).                                                                                 untuk mendapatkan bahanya ( bunga melati) tidak sukar, oleh karena kita bisa langsung kepada tengkuluk- tengkuluk sebelum mereka menyetorkan kepabrik teh .    
Sampai sek              arang belum dibuat secara sintetik, meskipun orang telah mencoba membuat Jasmone ialah suatu zat kimia yang merupakan salah satu unsur dari minyak melati.Tapi tidak dapat mewakili bau melati seluruhnya. Faktor pertama ini sangat penting sebab buat apa kita berusaha payah menyusun suatu prasaran yang apabila akan dikerjakan ternyata bahanya meskipun dikumpul ternyata kurang artinya tidak memenuhi kebutuhan. Jika melalui tahapan eufleurasi dan ekstrasi yang benar maka akan mendapatkan hasil minyak melati yang efisien di jadikan minyak rambut pomade.






I.2..Tujuan
          I.2.1     Membutkitkan bahwa dalam bidang  bunga – bunga kita tidak usah impor malah justru kita ekspor mengingat harga minyak melati di luar negri bisa  mencapai 200 dollar per 1b. ini berarti  menambah sumber devisen bagi kita.
 I.2.2     Menghasilkan penemuan baru dari berbagai macam dari pengolahan bunga melati bukan sebagai parfum  wangi – wangian maupun the yang sudah ditemukan terlebih dahulu, namun menjadi penemuan baru yaitu minyak rambut pomade.

I.3. Rumusan Masalah
1.      Lipid dapat didefinisikan sebagai ciri utama dari asam lemak serta turunan aktual maupun pontensial dari asam lemak?
2.      Bagimana  proses dari bunga melati  hingga menjadi minyak rambut pomade?
I.4 .Manfaat
1. Menguntungkan pihak pengusaha pabrik teh dan pihak pabrik kosmetika.
       2. Menambah penadapat masyrakat.
3. Memperbanyak manfaat dari bunga melati yang di jadika berbagai macam  pengelolahan.










BAB II
PEMBAHASAN

II.1.1  TINJAUAN UMUM MENGENAI LIPID
Lipid dapat di definisikan sebagai turunan yang berasal dari asam lemak, dan lipid dapat didefinisikan sebagai senyawa oraganik yang terdapat di alam serta larut dalam air.
 O
                                               CH2OCR
      O
CHOCR
           O
 CH2OCR        
Suatu lemak : suatu trigliserida atau triasilgliserol.
Lemak kadang – kadang dikelompokan menjadi lemak tampak dan tak tampak. Di Amerika Serikat, Sekitar 60 % dari lemak dan minyak total yang di makan terdiri atas lemak tak tampak, artinya lemak yang terdapat dalam produk susu( kecuali mentega), telur, unggas, daging, ikan, buah- buahan, sayuran, dan biji- bijian. Lemak tampak termasuk lemak babi, mentega, margarin, shortening, dan minyak goreng sebanyak 40% dari lemak yang dimakan.
Minyak dan lemak dapat di kelompokan secara luas menjadi 4 golongan yaitu: lemak depat hewan, lemak susu hewan pemamah biak, minyak bahari, dan minyak tumbuhan. Minyak tumbuhan kadang – kadang di kelompokan lagi menjadi lemak kulit buah dan lemak biji.



II.1.2 ASAM LEMAK
Asam lemak jenuh dan tak jenuh dengan jumlah atom karbon genap berantai lurus  merupakan bagian dari asam lemak dalam lemak asam. secara umum ,dapat  diberikan garis besar susunan asam lemak berikut:
Lemak depot hewan dataran tertinggi terutama terdiri atas asam palmiat,oleat,dan stearate dan kandungan asam lemak jenuh tinggi. Kandungan total asam dengan 18 atom karbon 70%
Lemak susu hewan pemanah biak berciri asam lemak komponenya jauh lebih beragam. Asam jenuh rantai pendek dengan 4 sampai 10 atom karbon terdapat dalam jumlah yang nibsi besar. Asam lemak utama ialah palmiat,oleat dan stearat.
Minyak bahari juga mengandung asam lemak yang sangat beragam.Terutama asam tidak jenuh yang mengandung 20 atau 22 atom karbon atau lebih. Beberapa asam lemak ini, termasuk asam eikosapentaenoat ( EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA), baru – baru ini mendapat perhatian besar karena menarik perhatian dari segi biomedis (Ackman 1988B).
Lemak kulit buah mengandung terutama asam palmitat, oleat, dan kadang – kadang asam linoleat.
Lemak biji berciri kandungan asam lemak jenuh yang rendah.kadang – kadang terdapat asam lemak yang tidak biasa , seperti asam erusat dalam minyak biji Brassica napus.
II.2.1  MENGENAI CARA PEMBUATAN MINYAK MELATI MENJADI MINYAK RAMBUT POMADE
Proses pembuatan  dari bunga melati menjadi minyak dilakukan dengan dua cara ialah: Eufleurasi dan Ekstraksi tentang pelaksanaan kedua mahokota tersebut.
Eufleurasi dengan lemak dingin ( Efleurasi) yaitu dengan bunga diproses dengan metode enfluarasi yang metode lama namun dengan metode yang modern dengan pelarut yang mudah menguap.metode enfluerasi dikaitan dengan defleurasi , defluerasi yaitu pemisahan bunga dengan lemak. Sedangkan  melalui ekstraksi yaitu penambahan alkohol dengan  pomade beberapa gram. Contoh , pada French Paten 836,172,12 Januari  1939.    
( I,G.Farbenindustrie A.- G.) yaitu minyak bunga dan minyak astiri yang di ekstrak dari bahan polihidrik( mengandung 6 atom karbon) mengandung asam lemak dengan molekul tinggi, yang diperoleh cara oksidasi hidrokarbon parafin mempunyai bobot molekul tinggi
II.1.3.PEMBUATAN MINYAK RAMBUT POMADE
            II.1.3.1 PERALATAN DAN BAHAN BAKU PEMBUTAN MINYAK RAMBUT POMADE
Alat-alat :
A.    Alat ekstraksi       F. gelas ukur                              K.  refraktometer    P.keranjaplastik
B.     Alat chassis          G. labu ukur                               L.  foil botol 5 ml  Q. Pepet tetes
C.     Alat enfleurasi     H.labu erlenmeyer                     M. sarung tangan
D.    Alat pemerasan    I.rotary vacuum evaporatorN.corong air
E.     kain saring           J.magnetic stirrer                       O. timbangan
Bahan :
A. Bunga melati
B. Alkohol
C. 100 gram pomade





II.1.4 TAHAP PEMBUATAN MINYAK RAMBUT POMADE
II. 1.4.1 PADA PROSES EUFLEURASI
-Bahan lemak:
1.Dalam percobaan ketika kami mencoba menurut guenther vol. 1. Di mana ada:
Satu bagian adeps lanae dua bagian adeps suilus dengan pengawet 0,6% benzoin
Maka ternyata di Indonesia susunan tersebut tidak sesuai sebab mau membeku berhubung panasnya temperature kamar disini.
2. Oleh karenanya susunan kami rubah:
-Satu bagian adeps lanse

-Satu bagian adeps suilles
3.Dirubah lagi:
-Dua bagian adeps lanae
-Satu bagian adeps suilles
Konsistensi lebih padat , meskipun demikian pada waktu defleurasi masih kehilangan banyak lemak walaupun didinginkan dengan es sebelum di lakukan defleurasi
4. Dicoba lagi :
Konsistensi sama dengan nomer tiga tetapi terlalu banyak lemak yang hilang pada waktu defleurasi dan lagi adsorpsinya mungkin tidak sekuat campuran tersebut di atas.
Kesimpualan ini baru orientasi dengan bau, artinya sama-sama dibandingkan setelah enam hari, belum secara kwantitatip.
5. Sebaiknya tetap susunan seperti no satu dengan sedikit di beri cara sampai mencapai konstensi yang sesuai artinya.
a.Tidak jatuh dengan sendirinya dari atap (sifat melengket)
b.Cukup lunak untuk penetrasi dengan baunya tapi cukup keras agar pada waktu defleurasi tidak terlalu banyak lemak yang hilang.
c.Adsorpsi maksimal, artinya dalam waktu beberapa hari saja bau lemak spesifik telah terdesak oleh bau harum melati.
6.Untuk mencegah terlalu banyak lemak yang hilang pada waktu defleurasi, maka dipakai kain kasa yang lebar, dimana bunganya di atasnya.
Bunga melati yang biasanya masih bertangakai apabila tangkai bunga ini dihilangakan beratnya akan susut dengan kurang lebih 35%.




II.1.5.  PADA PROSES  EKSTRSKSI DENGAN PENCAMPURAN POMADE
Hanya di kerjakan sampai no 6. Artinya tiap hari kita masukan setengah kilo  gram bunga melati kedalam chassis selama enam kali ( berate enam hari sama dengan 6x24 jam), hingga jumlag bunga yang dimasukan kasis 6x ½ kg sama dengan 3 kg.
Sebenarnya penggantainya bunga itu sebaiknya dilakukan tujuh puluh kali, tapi seperti di muka telah kami singgung dengan misalnya bunga melati di waktu sekarang (bulan juni 1965), maka akan kami kerjakan besar-besaran apabila harganya telah murah lagi.

1.Extraits:
Extraits no. 6 artinya ialah hasil ekstrasi dari pomade nomer 6 dengan alkohol dan tiap seratus gram extraits sama dengan seratus gram pomade.
Kadang – kadang extraits ini langsung digunakan dalam parfumeri oleh beberapa
Perushaan wangi – wangian.
2. Absolutes of Engleurage:
Ini adalah hasil pengentalan dari extraits dengan jalan penyulingan dalam vakum, sehingga bebas dari alkohol.
Berwarna merah tua dan kental.
Dari tiga kilo gram bunga didapat 3 gram absolutes of engleurage berate hasilnya 0,1000%. Ini sudah lumayan bila dingat hasil enfleurasi secara berhasil harus 0,1784%.
Yang di sebut minyak melati sebenarnya kecuali absolutes of engleurage juga absolutes dari exstraksi (liquid absolutes). Tapi yang akhir ini hasilnya lebih sedikit
(sepersepuluh kalinya) dan harganya relative mahal, meskipun baunya juga enak.
  3. Absolutes of chassis:
Hasilnya adalah cairan kental berwarna coklat kuning berbau seperti sirsak (agak kecut), ini dapat diberi nama minyak melati nomer dua.
Hasilnya banyak ialah dari kurang lebih tiga ratus gram bunga didapat tiga gram absolute of chassis dengan 1%.
Hasilnya sebanyak ini mungkin karena masih adanya lemak.
4. Concrete:
Dari 300 gram bunga melati dari percobaan kita dapatakan 500 mgram concrete sama dengan 0,17%.
Concrete yang berhasil seharunya 0,23 -0,30% ini mungkin disebabkan ekstrasi yang
Kurang sempurna, tapi ini mungkin masih tergantung faktor – faktor lain, misalnya bulan dan jam di petiknya.
Pengguanaan:
Bila dilarutkan dalam akohol dapat merupakan parfum sapu tangan.
.Liquid absolutes : (absolutes of extraction)
Cairan kental, jernih berwarna kuning coklat berbau enak seperti bebaunya bunga melatinya sendiri.Pada penyimpanan bisa jadi keruh dan warnanya berubah menjadi.
I.6 KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN TERJADINYA KESUKARAN         PADA PROSES PEMBUATAN MINYAK RAMBUT POMADE
a. terdapat bau yang kurang semerbak
ini di sebabkan kegagalan pada saat waktu pengentalan untuk mendapat liquid absolutes dan absolutes of Enfleurage temparatur  pada penyulingan hampa tidak dapat lebih rendah dari 60 derajat dan kurang dari 70 derajat
b. tidak terdapat minyak melati saat penyulingan mungkin ini disebabkan oleh
·   Rusak kena uap
·   Terlarut dalam air destilasinya
I.7 PEMANFAATAN MINYAK MELATI
     Bunga melati menjadi produk olahan ,beberapa contoh pengolahan bunga melati yaitu minyak rambut dan juga diolah menjadi minyak atsiri, jika diolah akan mempunyai nilai cukup tinggi bagi keluarga maupun lingkungan masyarakat petani bunga melati.Minyak atsiri menurut Guenther (2011) dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile). Minyak melati yang berasal dari bunga melati dapat dijadikan  sebagai antiseptik yang sangat baik.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

I.                   1 Kesimpulan
1.      Dari hasil eufleurasi  minyak melati menjadi minyak rambut pomade , pada saat  proses eufleurasi berlangsung  terdapat lemak yang  dilakukan  denagan cara defluerasi.
Berarti di dalam proses minyak melati menjadi minyak rambut pomade, terdapat bahan tumbuhan  yang menghasilkan lemak yang berbau bunga melati tersebut. lemak yang terkadung di minyak melati ini berupa cairan.
ini sangat berkaitan dengan lipid yang dapat di definisikan sebagai turunan yang berasal dari asam lemak . jadi hubungan dari lipid dengan bunga melati  ini terdapat minyak tumbuhan. yang dikelompokan di dalam minyak dan lemak secara luas.
2.      pembuatan minyak melati segera dapat dilakukan dinegara – negara kita dengan alat  dan bahan – bahan terdapat di Negara sendiri.
Misalnya lemak dan akohol yang merupakan bahan- bahan untuk menjalakan enfleurasi banyak terdapat disini.
Hanya mengenai petroleum eter yang harus di impor sebagai bahan untuk menjalankan ekstrasi
Oleh karena itu pemrasaran lebih condong pada waktu ini untuk pengetrapan      
Enfleurasi ``tanpa menunda –nunda lagi``.
3. Mengingat bahwa tiap hektar tanah, tiap hari dapat menghasilkan kurang lebih 10 kg. bunga ini, berarti tiap hari dapat menghasilkan kurang lebih 100 gram absolutes of extraction (liquid absolutes) dan ini berarti pula dalam lima hari dapat dikumpulkan lebih kurang ½ kg. absolutes of extraction yang diluar negri bisa mencapai harga $.2000, ini merupakan devisien pula.





II.                1.2  Saran
1.      Diperlukan penelitian lebih lanjut pada saat eufleurasi untuk mengetahui beberapa   persen lemak  yang akan diproses  menjadi minyak melati yang sesuai diinginkan.

2. Disarankan agar diperkebunkan pohon- pohon melati yang mahkota bunganya tidak bertumpuk misalnya semacam: -jasminum oficinale var, grandijlo-rum, agar di dapat banyak dan berbau harum.





                       Daftar Pustaka
Jhon M. dan  Deman. 1997.Kimia Makanan .ITB : Bandung
Samhoedi.Moch. 1996.Seri Kimia  Fisika Organik.Fakultas Farmasi UGM: Yogyakarata
Fessenden, R. J., dan Fessenden, J. S., 1982. Kimia Organik. Erlangga: Jakarta.
S.Ketaren.1987. Minyak Astiri. Ui Press: Universitas Indonesia
Suyanti S. Prabawati, dkk. 2005. Pengaruh Cara Ekstraksi dan Musim terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Bunga Melati. Jurnal Pascapanen 2(1):18-23.


Makalah Pembuatan Pemanis Sintetis Aspartam




BAB 1

Pendahuluan

1.     Latar Belakang

Aspartam (L-aspartil-L-fenilalanin metil ester) merupakan salah satu jenis pemanis buatan yang digunakan oleh penderita diabetes melitus dan obesitas. Aspartam juga banyak digunakan sebagai campuran dalam produk makanan dan minuman untukmeningkatkan rasa manis. Aspartam digunakan dalam sekitar 6000 produk makanan dan minuman di dunia. Hal ini karena aspartam memiliki rasa manis 160-200 kali dibanding sukrosa sehingga dapat mengurangi biaya prduksi dalam dunia industri makanan dan minuman.
Sejauh ini aspartam telah dikonsumsi oleh lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia. Aspartam biasa digunakan sebagai pemanis dalam produk gula diet. Gula diet merupakan gula rendah kalori karena ketika dikonsumsi tidak mengakibatkan peningkatan gula darah dalam tubuh sehingga biasa dikonsumsi oleh penderita diabetes dan obesitas. Aspartam yang telah dikonsumsi, di dalam tubuh dapat termetabolisme menjadi fenilalanin, asam aspartat, dan metanol. Hasil metabolisme yang berupa fenilalanin menjadikan aspartam dilarang dikonsumsi oleh orang yang kekurangan enzim fenilalanin hidroksilase karena fenilalanin akan terakumulasi dalam tubuh dan dapat memicu pembentukan fenilasetat. Fenilasetat dalam tubuh mengakibatkan gangguan dalam perkembangan otak dan metabolisme asam lemak.
Asam aspartat merupakan senyawa penghantar pada sistem saraf (neurotransmiter), bila jumlahnya berlebih dalam tubuh dapat memicu gejala vertigo, depresi, kaburnya penglihatan, bahkan hilangnya memori. Metanol dalam tubuh akan teroksidasi menjadi formaldehida. Metanol dan formaldehida merupakan senyawa yang dapat menyebabkan kanker. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa senyawa-senyawa hasil metabolisme aspartam dapat mengganggu sistem saraf dan menyebabkan kanker.
Mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh aspartam bagi kesehatan, sedangkan aspartam banyak terdapat dalam produk makanan dan minuman yang dikonsumsi secara luas, maka identifikasi aspartam sangat penting untuk dilakukan agar konsumen dapat lebih hati-hati. Identifikasi dapat dilakukan dengan melakukan analisis. Beberapa metode analisis aspartam yang telah dikenal antara lain potensiometri, spektrofluorometri, kromatografi dan spektrofotometri. Metode potensiometri untuk analisis aspartam dilakukan dengan menggunakan elektroda bienzim. Metode ini sederhana, relatif cepat, danmemiliki efek matriks yang rendah, namun tidak memberikan hasil yang maksimal pada sampel minuman berkarbonasi karena sampel tersebut mengandung beberapa garam amonium yang dapat mengganggu analisis. Metode spektrofluorometri menggunakan fluorescamin sebagai pereaksi juga telah dilaporkan. Metode ini relatif sederhana dan memberikan hasil yang akurat, namun pereaksi yang digunakan kurang selektif. Metode kromatografi dalam analisis aspartam memiliki selektifitas yang baik namun kurang sensitif dan membutuhkan instrumen yang cukup rumit.
Metode spektrofotometri dalam analisis aspartam menggunakanninhidrin sebagai pengompleks. Metode ini sangat sederhana, memiliki akurasi yang tinggi, sensitif namun kurang selektif. Hal ini karena yangdideteksi pada metode ini adalah gugus alfa amino bebas pada aspartam, sehingga untuk meningkatkan selektifitas dapat dilakukan dengan proses ekstraksi. Metode analisis aspartam secara spektrofotometri menggunakan pereaksi ninhidrin. Keberhasilan analisis aspartam secara spektrofotometri menggunakanpereaksi ninhidrin dipengaruhi beberapa faktor, antara lain konsentrasininhidirin, pH, waktu pemanasan, dan waktu kestabilan kompleks yang terbentuk. Pengaruh waktu kestabilan kompleks belum dilaporkan. Oleh karena itu maka pada penelitian ini dilakukan kajian pengaruh waktu kestabilan kompleks yang terbentuk dan aplikasi metode analisis pada beberapa sampel gula diet.







2.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana pembuatan pemanis sintetis aspartam?
2.      Apa dampak pemanis sintetis aspartam bagi kesehatan?

3.     Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan diadakan penulisan ini adalah ;
1.      Mengetahui proses pembuatan pemanis sintetis aspartam.
2.      Mengetahui karakteristik pemanis sintetis aspartam.
3.      Mengetahui dampak penggunaan aspartam bagi kesehatan

4.       Manfaat Penulisan

.
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah;
1.   Menambah pengetahuan penulis tentang pemanis sintetis Aspartam dan cara  pembuatannya.
2.   Dapat mengetahui ciri pemanis sintetis Aspartam dan dampaknya bagi kesehatan.
3.   Menjadi acuan bagi pembaca yang akan membuat makalah dan dapat memperluas pengetahuannya tentang pemanis sintetis Aspartam dan cara pembuatannya.

5.     Tinjauan Pustaka

Aspartam atau Aspartil fenilalanin metil ester (APM) dengan rumus kimia C14H18N2O5 atau 3-amino-N (ฮฑ-carbomethoxy-phenethyl) succinamic acid, N-L-ฮฑ-aspartyl-Lphenylalanine-1-methyl ester merupakan senyawa yang tidak berbau, berbentuk tepung kristal berwarna putih, sedikit larut dalam air, dan berasa manis, pemanis baru yang penggunaannya diijinkan pad tahun 1980-an untuk produk-produk minuman ringan dan campuran kering (dry mixtures). Aspartam merupakan pemanis yang mempunyai nilai kalori karena pada dasarnya aspartam merupakan dipeptida. Meskipun demikian, kemanisannya yang tinggi (200 kali kemanisan sukrosa) maka hanya ditambahkan dalam jumlah yang sangat kecil sehingga nilai kalorinya dapat diabaikan. Aspartam sangat disukai karena rasa manis yang dihasilkannya sangat mirip dengan gula. Karena merupakan dipeptida, aspartam mudah terhidrolisis, mudah mengalami reaksi kimia yantg biasa terjadi pada komponen pangan lainnya dan mungkin terdegradasi oleh mikroba. Hal tersebut tentunya merupakan limitasi penggunaan aspartam pada produk-produk pangan dengan kadar air yang tinggi. Jika mengalami hidrolisis, aspartam akan kehilangan rasa manisnya. Di dalam makanan, aspartam dapat mengalami kondensasi intramolekuler menghasilkan diketo piperazin. Reaksi ini terjadi terutama pada kondisi pH netral sampai basa karena gugus amina yang tidak terprotonasi lebih tersedia untuk reaksi tersebut. Pada pH basa, gugus amina juga dapat dengan cepat bereaksi dengan gugus karbonil dari gula maupun vanilin. Oleh karena itu, setelah bereaksi dengan gula, aspartam dapat kehilangan rasa manisnya dan setetalh bereaksi dengan vanilin, vanila kehilangan aroma khasnya. Produk-produk yang dimaniskan dengan aspartam harus diberi label yang jelas, terutama tentang kandungan fenilalaninnya yang dipantang oleh penderita kelainan fenilketonuria.
Aspartame merupakan pemanis yg terbentuk dari asam aspartat dan metil ester fenil alanin. Karena pada perubahan pH atau pemanasan, metil ester dapat berubah menjadi metanol dan kemudian formaldehid serta asam format, maka pemakaian aspartam yang sudah disetujui oleh FDA sering mendapat tentangan dari sebagian pakar gizi dan kesehatan. Alasan mereka adalah karena metanol dapat menimbulkan kebutaan sedangkan formaldehid dan asam format merupakan senyawa toksik. Namun, FDA masih mempertahankannya asalkan takaran pemakaiannya di bawah ADI atau Acceptable Daily Intake (dosis 1/100 dari dosis yg menimbulkan gangguan kesehatan pada hewan). Salah satu ciri aspartam yg merugikan adalah bahwa pemanasan dapat menimbulkan rasa logam pada lidah selain mengubah metil ester menjadi metanol dan formaldehid spt disebutkan di atas.











BABII
ISI

1.     Cara Pembuatan

A.Bahan Baku
Aspartam terutama berasal dari senyawa yang disebut asam amino. Ini adalah bahan kimia yang digunakan oleh tanaman dan hewan untuk menciptakan protein yang penting bagi kehidupan. Dari 20 asam amino alami, dua dari mereka, asam aspartat dan fenilalanin, digunakan dalam pembuatan aspartam.
Semua asam amino molekul memiliki beberapa karakteristik umum. Mereka terdiri dari sebuah gugus amino, sebuah gugus karboksil, dan rantai samping. Sifat kimia dari rantai samping yang membedakan berbagai asam amino. Karakteristik lain dari asam amino adalah kemampuan untuk membentuk konfigurasi molekul berbeda yang dikenal sebagai isomer. Ini isomer yang ditunjuk oleh huruf L dan D. Aspartam terdiri dari L saja, L isomer, tidak satupun dari kombinasi isomer lain rasa manis. Rasa manis dari aspartam tidak dapat diprediksi dengan melihat dua asam amino yang berasal dari. L-aspartat asam memiliki rasa yang datar dan L-fenilalanin rasa pahit. Namun, ketika kedua senyawa kimia digabungkan dan L-fenilalanin sedikit dimodifikasi, rasa manis tercapai.
Asam aspartat adalah salah satu dari lima asam amino yang memiliki “bermuatan” kelompok samping. Kelompok sisi dibebankan pada asam aspartat adalah (-CH2-COOH). Ketika dimasukkan ke dalam air, bahan ini mengionisasi dan menjadi bermuatan negatif. Fenilalanin memiliki kelompok, samping nonpolar hidrofobik yang tidak kompatibel dengan air. Hal ini terdiri dari cincin karbon enam dan melekat ke tulang punggung utama asam amino melalui metil (-CH 2) kelompok. Sebelum sintesis menjadi aspartam, itu direaksikan dengan metanol. Ini menambahkan gugus metil yang terkait dengan molekul oleh oksigen, dan senyawa tersebut dikonversi menjadi metil ester. Metanol yang diperlukan untuk sintesis aspartam memiliki struktur kimia (CH 3-OH). Ini adalah bahan yang sangat umum dan digunakan secara luas oleh ahli kimia organik untuk sintesis berbagai reaksi kimia.
Meskipun komponen-aspartat asamnya, fenilalanin, dan metanol-terjadi secara alami dalam makanan, aspartam itu sendiri tidak dan harus diproduksi. NutraSweet ‘(aspartam) dibuat melalui proses fermentasi dan sintesis.

B.Fermentasi
Fermentasi langsung menghasilkan asam amino mulai diperlukan untuk pembuatan aspartam. Dalam proses ini, jenis-jenis bakteri yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan asam amino tertentu dibangkitkan dalam jumlah besar. Selama sekitar tiga hari, asam amino yang dipanen dan bakteri dihancurkan.
1. Untuk memulai proses fermentasi, sampel dari biakan murni bakteri dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang mengandung gizi yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Setelah inokulasi awal bakteri mulai berkembang biak. Ketika populasi mereka cukup besar, maka akan ditransfer ke tangki benih. Para bakteri

strain digunakan untuk membuat L-aspartat asam dan L-fenilalanin adalah B. flavum danC.glutamicum.

2. Tangki benih menyediakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri lebih banyak. Itu diisi dengan hal-hal yang dibutuhkan bakteri untuk berkembang, termasuk air hangat dan makanan karbohidrat seperti tebu, glukosa, atau sukrosa. Ia juga memiliki sumber karbon seperti asam asetat, alkohol atau hidrokarbon, dan sumber nitrogen seperti amonia cair atau urea. Ini diperlukan bagi bakteri untuk mensintesis sejumlah besar asam amino yang diinginkan. Lain faktor pertumbuhan seperti vitamin, asam amino, dan kecil bulat nutrisi keluar isi tangki biji. Tangki benih dilengkapi dengan mixer, yang menjaga media pertumbuhan bergerak, dan pompa, yang memberikan disaring, udara terkompresi. Ketika pertumbuhan bakteri cukup hadir, isi dari tangki benih dipompa ke tangki fermentasi.

3. Tangki fermentasi pada dasarnya adalah versi yang lebih besar tangki biji. Itu diisi dengan media pertumbuhan yang sama ditemukan dalam tangki benih dan juga menyediakan lingkungan yang sempurna untuk pertumbuhan bakteri. Di sini bakteri dibiarkan tumbuh dan menghasilkan sejumlah besar asam amino. Karena kontrol pH sangat penting untuk pertumbuhan yang optimal, air amonia ditambahkan ke tangki yang diperlukan (yang berpengaruh pada pH).

 4. Saat asam amino cukup hadir, isi tangki fermentasi dipindahkan keluar sehingga isolasi dapat dimulai. Proses ini dimulai dengan pemisah sentrifugal, yang mengisolasi sebagian besar asam amino bakteri. Asam amino yang diinginkan selanjutnya dipisahkan dan dimurnikan dalam kolom pertukaran ion. Dari kolom ini, asam amino dipompa ke tangki kristalisasi dan kemudian pemisah kristal. Mereka kemudian dikeringkan dan disiapkan untuk fase sintesis produksi aspartam.
C.Sintesis
Aspartam dapat dibuat dengan berbagai jalur kimia sintetis. Secara umum, fenilalanin dimodifikasi oleh reaksi dengan metanol dan kemudian digabungkan dengan asam aspartat sedikit dimodifikasi yang akhirnya membentuk aspartam.
 5. Asam amino yang berasal dari proses fermentasi pada awalnya dimodifikasi untuk memproduksi aspartam. Fenilalanin direaksikan dengan metanol menghasilkan senyawa yang disebut L-fenilalanin metil ester. Asam aspartat juga diubah sedemikian rupa untuk melindungi berbagai bagian molekul dari efek reaksi lebih lanjut. Salah satu metode adalah dengan mereaksikan asam aspartat dengan zat yang menghasilkan cincin benzil ditambahkan untuk melindungi situs tersebut. Hal ini memastikan bahwa reaksi kimia lebih lanjut akan terjadi hanya pada bagian tertentu dari molekul asam aspartat.

6.  Setelah asam-asam amino yang tepat dimodifikasi, mereka dipompa ke dalam tangki reaktor, di mana mereka diizinkan untuk campuran pada suhu kamar selama 24 jam. Suhu

kemudian meningkat menjadi sekitar 149 ° F (65 ° C) dan dipertahankan selama 24 jam. Reaksi kemudian didinginkan sampai suhu kamar. Hal ini diencerkan dengan pelarut yang sesuai dan didinginkan sampai sekitar 0 ° F (-18 ° C), menyebabkan kristalisasi. Kristal-kristal tersebut kemudian diisolasi dengan filtrasi dan dikeringkan. Kristal-kristal adalah antara dari aspartam yang harus dimodifikasi lebih lanjut.

7. Kemudian diubah menjadi aspartam dengan mereaksikan dengan asam asetat. Reaksi ini dilakukan dalam tangki besar berisi larutan asam berair, katalis logam palladium, dan hidrogen. Hal ini dicampur dan dibiarkan bereaksi selama sekitar 12 jam.
D.Pemurnian
8. Katalis logam dihilangkan dengan filtrasi, dan pelarut disuling, meninggalkan residu padat. Residu ini dimurnikan dengan melarutkannya dalam larutan etanol berair dan rekristalisasi. Kristal-kristal disaring dan dikeringkan untuk memberikan selesai, bubuk aspartam.
E. Quality Control
Kualitas senyawa diperiksa secara teratur selama proses manufaktur. Yang paling penting adalah pemeriksaan sering dari kultur bakteri selama proses fermentasi. Juga, sifat fisik dan kimia berbagai produk jadi diperiksa, seperti pH, titik leleh, dan kadar air.
Saat ini, hanya ada tiga alternatif pemanis di Amerika Serikat yang dapat digunakan dalam produk makanan. Sementara aspartam mungkin salah satu yang terbaik yang tersedia, para ilmuwan mencari cara baru untuk membuat pemanis secukupnya sebanyak seperti gula mungkin. Penelitian mereka telah difokuskan di tiga wilayah, termasuk mencari derivatif baru, pencampuran pemanis, dan meningkatkan efisiensi aspartam.
Sebagian besar karya turunan kimia telah dipusatkan pada menemukan senyawa yang akan cocok dengan reseptor rasa tunas lebih baik dari aspartam tradisional. Menggunakan aspartam sebagai model, peneliti percaya bahwa mereka akan dapat meningkatkan berbagai karakteristik dengan membuat sedikit modifikasi. Misalnya, mereka telah menemukan bahwa ketika L-aspartat asam saja dimodifikasi dengan cara tertentu, memberikan produk yang memiliki rasa manis. Masa Depan penelitian

mungkin akan fokus pada jenis derivatif.
Bidang lain penelitian berfokus pada peningkatan stabilitas panas dari aspartam. Menggunakan teknologi enkapsulasi, aspartam telah dikembangkan yang dapat digunakan dalam makanan yang dipanggang dan campuran kue. Hasil tes awal yang positif, dan persetujuan FDA telah diberikan untuk aplikasi toko roti.
Karena hanya tiga pengganti gula sintetis saat ini disetujui untuk digunakan dalam makanan di AS, menggabungkan pemanis buatan dalam produk ini menjadi kemajuan teknologi penting. Di sini, para ilmuwan menggabungkan dua atau tiga pemanis dalam upaya untuk membuat sugarlike rasa produk yang lebih.

2.     Bahaya Aspartam Bagi Kesehatan

Keracunan
Komponen yang terdapat pada aspartam diduga terkait dengan kondisi keracunan yang dialami oleh tubuh kita. Di dalam tubuh, aspartam dipecah menjadi phenylalanine, asam aspartat, dan metanol. Apabila kuantitas metanol dalam tubuh berlebihan, hal ini akan dapat menjadi racun bagi tubuh. Adapun gejala keracunan aspartam antara lain adalah :
1.               Kebutaan yang terjadi pada satu atau kedua bagian mata
2.               Penurunan visi atau masalah lainnya seperti penglihatan kabur
3.               Rasa nyeri pada satu atau kedua bagian mata
4.               Sering mengeluarkan air mata
5.               Telinga berdering atau berdengung
6.               Gangguan pendengaran
7.               Terjadinya epilepsi
8.               Sakit kepala atau migrain
9.               Pusing
10.           Kebingungan
11.           Hilangnya memori
12.           Sering mengantuk
13.           Mati rasa pada bagian tungkai
14.           Gangguan bicara
15.           Tremor parah
16.           Depresi berat
17.           Mudah emosi
18.           Agresif
19.           Sering merasa gelisah
20.           Gangguan susah tidur (insomnia)
21.           Fobia
22.           Sesak nafas
23.           Tekanan darah tinggi
24.           Takikardia
25.           Mual
26.           Diare yang terkadang timbul darah di tinja
27.           Sakit perut
28.           Rasa sakit saat menelan
29.           Gatal-gatal
30.           Gangguan mulut dan bibir
31.           Alergi
32.           Kerontokan pada rambut
33.           Penurunan berat badan
34.           Hipoglikemia (kadar gula dalam darah rendah)
35.           Gangguan kemih dan sensasi terbakar saar buang air kecil
36.           Lebih rentan mengalami infeksi
37.           Kerusakan pada otak
38.           Cacat lahir termasuk keterbelakangan mental
39.           Timbulnya tukak lambung
40.           Hiperaktif (terutama pada anak-anak)
41.           Sindrome kelelahan kronis
42.           Kematian


BAB III
Kesimpulan Dan Saran

1.     Kesimpulan

a.       Aspartam merupakan pemanis buatan yang digunakan dalam makanan berkalori rendah. Hal ini terutama diperoleh dari dua asam amino alami kimia gabungan dan ditunjuk oleh nama kimia NL-aaspartyl-L-fenilalanin-l-metil ester (APM).
b.      Aspartam adalah, putih tidak berbau, bubuk kristal. Ini adalah sekitar 200 kali lebih manis dari gula dan sudah larut dalam air. Aspartam dapat menjadi bahan yang baik untuk digunakan sebagai pengganti gula dalam resep makanan banyak. Namun, aspartam memang cenderung untuk berinteraksi dengan rasa makanan lain, sehingga tidak bisa sempurna menggantikan gula.
c.       Fakta bahwa aspartam memberikan rasa manis tanpa memberi efek seperti curah(kotoran) atau kalori seperti pada pemanis lainnya. Selain pemanis makanan, aspartam digunakan untuk mengurangi kalori, dan mengintensifkan danjuga memperluas rasa buah.
d.      Aspartam dibuat dengan bahan baku asam amino yang berasal dari protein, dari strukturnya aspartam adalah ester metil dari dipeptida (dua asam amino) yang terdapat pada protein alam yaitu asam aspartat dan fenilalanin karena itu penggunaannya diperkirakan aman.


2.     Saran

Dosis Penggunaan
Asam Aspartat dan fenilalanin merupakan asam amino yang secara alami hadir dalam makanan yang mengandung protein. Pada kebanyakan orang, kedua zat tersebut tidak akan menimbulkan efek berbahaya. Namun bagi beberapa orang, khususnya bagi mereka yang menderita penyakit fenilketonuria(Fenilketonuria merupakan sejenis kelainan genetik yang hadir sejak seseorang dilahirkan, dimana tubuh tidak dapat memecah fenilalanin yang merpakan asam amino yang terdapat dalam makanan yang mengadung protein.) harus membatasi, bahkan menghindari penggunaan produk aspartam. Beberapa organisasi pangan dunia telah memberikan rekomendasi dosis penggunaan aspartam, diantaranya adalah :
·       Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menyatakan bahwa jumlah asupan harian yang bisa diterima tubuh dari aspartam adalah 50 miligran per kilogram berat badan manusia,
·       Sedangkan EFSA (Eropa Food Safety Authority) merekomendasikan batasan penggunaan aspartam adalah 40 miligram per kilogram berat badan manusia.

Daftar Pustaka

Literatur dan jurnal :
Hart,Harold.1983.Kimia Organik.Erlangga:Jakarta
Erlawan Lismana dan Imam paryanto. (2007).Beberapa Bahan Pemanis Alternatif yang Aman. Di ambil dari . http://archive.gao.gov/d4t4/130780.pdf
Website:
http://www.ilmukimia.org/Jenis-jenis Pemanis Buatan _ Ilmu Kimia.html
https://www.scribd.com/doc/51384854/JURNAL-KIMIA-PANGAN-ASPARTAM



Seberapa Bermanfaatkah?

Kategori