BAB 1
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Aspartam (L-aspartil-L-fenilalanin metil
ester) merupakan salah satu jenis pemanis buatan yang digunakan oleh penderita
diabetes melitus dan obesitas. Aspartam juga banyak digunakan sebagai campuran
dalam produk makanan dan minuman untukmeningkatkan rasa manis. Aspartam
digunakan dalam sekitar 6000 produk makanan dan minuman di dunia. Hal ini
karena aspartam memiliki rasa manis 160-200 kali dibanding sukrosa sehingga
dapat mengurangi biaya prduksi dalam dunia industri makanan dan minuman.
Sejauh ini aspartam telah dikonsumsi
oleh lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia. Aspartam biasa digunakan
sebagai pemanis dalam produk gula diet. Gula diet merupakan gula rendah kalori
karena ketika dikonsumsi tidak mengakibatkan peningkatan gula darah dalam tubuh
sehingga biasa dikonsumsi oleh penderita diabetes dan obesitas. Aspartam yang
telah dikonsumsi, di dalam tubuh dapat termetabolisme menjadi fenilalanin, asam
aspartat, dan metanol. Hasil metabolisme yang berupa fenilalanin menjadikan
aspartam dilarang dikonsumsi oleh orang yang kekurangan enzim fenilalanin
hidroksilase karena fenilalanin akan terakumulasi dalam tubuh dan dapat memicu
pembentukan fenilasetat. Fenilasetat dalam tubuh mengakibatkan gangguan dalam
perkembangan otak dan metabolisme asam lemak.
Asam aspartat merupakan senyawa
penghantar pada sistem saraf (neurotransmiter), bila jumlahnya berlebih dalam
tubuh dapat memicu gejala vertigo, depresi, kaburnya penglihatan, bahkan
hilangnya memori. Metanol dalam tubuh akan teroksidasi menjadi formaldehida.
Metanol dan formaldehida merupakan senyawa yang dapat menyebabkan kanker.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa senyawa-senyawa hasil metabolisme
aspartam dapat mengganggu sistem saraf dan menyebabkan kanker.
Mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh
aspartam bagi kesehatan, sedangkan aspartam banyak terdapat dalam produk
makanan dan minuman yang dikonsumsi secara luas, maka identifikasi aspartam
sangat penting untuk dilakukan agar konsumen dapat lebih hati-hati. Identifikasi
dapat dilakukan dengan melakukan analisis. Beberapa metode analisis aspartam
yang telah dikenal antara lain potensiometri, spektrofluorometri, kromatografi
dan spektrofotometri. Metode potensiometri untuk analisis aspartam dilakukan
dengan menggunakan elektroda bienzim. Metode ini sederhana, relatif cepat,
danmemiliki efek matriks yang rendah, namun tidak memberikan hasil yang
maksimal pada sampel minuman berkarbonasi karena sampel tersebut mengandung
beberapa garam amonium yang dapat mengganggu analisis. Metode
spektrofluorometri menggunakan fluorescamin sebagai pereaksi juga telah
dilaporkan. Metode ini relatif sederhana dan memberikan hasil yang akurat,
namun pereaksi yang digunakan kurang selektif. Metode kromatografi dalam
analisis aspartam memiliki selektifitas yang baik namun kurang sensitif dan membutuhkan
instrumen yang cukup rumit.
Metode
spektrofotometri dalam analisis aspartam menggunakanninhidrin sebagai
pengompleks. Metode ini sangat sederhana, memiliki akurasi yang tinggi,
sensitif namun kurang selektif. Hal ini karena yangdideteksi pada metode ini
adalah gugus alfa amino bebas pada aspartam, sehingga untuk meningkatkan
selektifitas dapat dilakukan dengan proses ekstraksi. Metode analisis aspartam
secara spektrofotometri menggunakan pereaksi ninhidrin. Keberhasilan analisis
aspartam secara spektrofotometri menggunakanpereaksi ninhidrin dipengaruhi
beberapa faktor, antara lain konsentrasininhidirin, pH, waktu pemanasan, dan
waktu kestabilan kompleks yang terbentuk. Pengaruh waktu kestabilan kompleks
belum dilaporkan. Oleh karena itu maka pada penelitian ini dilakukan kajian
pengaruh waktu kestabilan kompleks yang terbentuk dan aplikasi metode analisis
pada beberapa sampel gula diet.
2.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pembuatan pemanis sintetis aspartam?
2.
Apa dampak
pemanis sintetis aspartam bagi kesehatan?
3.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah, tujuan diadakan penulisan ini adalah ;
1. Mengetahui
proses pembuatan pemanis sintetis aspartam.
2. Mengetahui
karakteristik pemanis sintetis aspartam.
3. Mengetahui
dampak penggunaan aspartam bagi kesehatan
4. Manfaat Penulisan
.
Manfaat yang diperoleh dari penulisan
makalah ini adalah;
1. Menambah
pengetahuan penulis tentang pemanis sintetis Aspartam dan cara pembuatannya.
2. Dapat
mengetahui ciri pemanis sintetis Aspartam dan dampaknya bagi kesehatan.
3. Menjadi
acuan bagi pembaca yang akan membuat makalah dan dapat memperluas
pengetahuannya tentang pemanis sintetis Aspartam dan cara pembuatannya.
5.
Tinjauan Pustaka
Aspartam atau Aspartil fenilalanin metil
ester (APM) dengan rumus kimia C14H18N2O5 atau 3-amino-N
(α-carbomethoxy-phenethyl) succinamic acid,
N-L-α-aspartyl-Lphenylalanine-1-methyl ester merupakan senyawa yang tidak
berbau, berbentuk tepung kristal berwarna putih, sedikit larut dalam air, dan berasa
manis, pemanis baru yang penggunaannya diijinkan pad tahun 1980-an untuk
produk-produk minuman ringan dan campuran kering (dry mixtures). Aspartam
merupakan pemanis yang mempunyai nilai kalori karena pada dasarnya aspartam
merupakan dipeptida. Meskipun demikian, kemanisannya yang tinggi (200 kali
kemanisan sukrosa) maka hanya ditambahkan dalam jumlah yang sangat kecil
sehingga nilai kalorinya dapat diabaikan. Aspartam sangat disukai karena rasa
manis yang dihasilkannya sangat mirip dengan gula. Karena merupakan dipeptida,
aspartam mudah terhidrolisis, mudah mengalami reaksi kimia yantg biasa terjadi
pada komponen pangan lainnya dan mungkin terdegradasi oleh mikroba. Hal
tersebut tentunya merupakan limitasi penggunaan aspartam pada produk-produk
pangan dengan kadar air yang tinggi. Jika mengalami hidrolisis, aspartam akan
kehilangan rasa manisnya. Di dalam makanan, aspartam dapat mengalami kondensasi
intramolekuler menghasilkan diketo piperazin. Reaksi ini terjadi terutama pada
kondisi pH netral sampai basa karena gugus amina yang tidak terprotonasi lebih
tersedia untuk reaksi tersebut. Pada pH basa, gugus amina juga dapat dengan
cepat bereaksi dengan gugus karbonil dari gula maupun vanilin. Oleh karena itu,
setelah bereaksi dengan gula, aspartam dapat kehilangan rasa manisnya dan
setetalh bereaksi dengan vanilin, vanila kehilangan aroma khasnya.
Produk-produk yang dimaniskan dengan aspartam harus diberi label yang jelas,
terutama tentang kandungan fenilalaninnya yang dipantang oleh penderita
kelainan fenilketonuria.
Aspartame merupakan pemanis yg terbentuk
dari asam aspartat dan metil ester fenil alanin. Karena pada perubahan pH atau
pemanasan, metil ester dapat berubah menjadi metanol dan kemudian formaldehid
serta asam format, maka pemakaian aspartam yang sudah disetujui oleh FDA sering
mendapat tentangan dari sebagian pakar gizi dan kesehatan. Alasan mereka adalah
karena metanol dapat menimbulkan kebutaan sedangkan formaldehid dan asam format
merupakan senyawa toksik. Namun, FDA masih mempertahankannya asalkan takaran
pemakaiannya di bawah ADI atau Acceptable Daily Intake (dosis 1/100 dari dosis
yg menimbulkan gangguan kesehatan pada hewan). Salah satu ciri aspartam yg
merugikan adalah bahwa pemanasan dapat menimbulkan rasa logam pada lidah selain
mengubah metil ester menjadi metanol dan formaldehid spt disebutkan di atas.
BABII
ISI
1.
Cara Pembuatan
A.Bahan Baku
Aspartam terutama berasal dari
senyawa yang disebut asam amino. Ini adalah bahan kimia yang digunakan oleh
tanaman dan hewan untuk menciptakan protein yang penting bagi kehidupan. Dari
20 asam amino alami, dua dari mereka, asam aspartat dan fenilalanin, digunakan
dalam pembuatan aspartam.
Semua asam amino molekul memiliki
beberapa karakteristik umum. Mereka terdiri dari sebuah gugus amino, sebuah
gugus karboksil, dan rantai samping. Sifat kimia dari rantai samping yang
membedakan berbagai asam amino. Karakteristik lain dari asam amino adalah
kemampuan untuk membentuk konfigurasi molekul berbeda yang dikenal sebagai
isomer. Ini isomer yang ditunjuk oleh huruf L dan D. Aspartam terdiri dari L
saja, L isomer, tidak satupun dari kombinasi isomer lain rasa manis. Rasa manis
dari aspartam tidak dapat diprediksi dengan melihat dua asam amino yang berasal
dari. L-aspartat asam memiliki rasa yang datar dan L-fenilalanin rasa pahit.
Namun, ketika kedua senyawa kimia digabungkan dan L-fenilalanin sedikit
dimodifikasi, rasa manis tercapai.
Asam aspartat adalah salah satu dari
lima asam amino yang memiliki “bermuatan” kelompok samping. Kelompok sisi dibebankan
pada asam aspartat adalah (-CH2-COOH). Ketika dimasukkan ke dalam air, bahan
ini mengionisasi dan menjadi bermuatan negatif. Fenilalanin memiliki kelompok,
samping nonpolar hidrofobik yang tidak kompatibel dengan air. Hal ini terdiri
dari cincin karbon enam dan melekat ke tulang punggung utama asam amino melalui
metil (-CH 2) kelompok. Sebelum sintesis menjadi aspartam, itu direaksikan
dengan metanol. Ini menambahkan gugus metil yang terkait dengan molekul oleh
oksigen, dan senyawa tersebut dikonversi menjadi metil ester. Metanol yang
diperlukan untuk sintesis aspartam memiliki struktur kimia (CH 3-OH). Ini
adalah bahan yang sangat umum dan digunakan secara luas oleh ahli kimia organik
untuk sintesis berbagai reaksi kimia.
Meskipun komponen-aspartat asamnya,
fenilalanin, dan metanol-terjadi secara alami dalam makanan, aspartam itu
sendiri tidak dan harus diproduksi. NutraSweet ‘(aspartam) dibuat melalui
proses fermentasi dan sintesis.
B.Fermentasi
Fermentasi langsung menghasilkan
asam amino mulai diperlukan untuk pembuatan aspartam. Dalam proses ini,
jenis-jenis bakteri yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan asam amino
tertentu dibangkitkan dalam jumlah besar. Selama sekitar tiga hari, asam amino
yang dipanen dan bakteri dihancurkan.
1. Untuk memulai proses fermentasi,
sampel dari biakan murni bakteri dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
mengandung gizi yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Setelah inokulasi awal
bakteri mulai berkembang biak. Ketika populasi mereka cukup besar, maka akan ditransfer
ke tangki benih. Para bakteri
strain digunakan untuk membuat
L-aspartat asam dan L-fenilalanin adalah B. flavum danC.glutamicum.
2. Tangki benih menyediakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri lebih banyak. Itu diisi dengan hal-hal yang dibutuhkan bakteri untuk berkembang, termasuk air hangat dan makanan karbohidrat seperti tebu, glukosa, atau sukrosa. Ia juga memiliki sumber karbon seperti asam asetat, alkohol atau hidrokarbon, dan sumber nitrogen seperti amonia cair atau urea. Ini diperlukan bagi bakteri untuk mensintesis sejumlah besar asam amino yang diinginkan. Lain faktor pertumbuhan seperti vitamin, asam amino, dan kecil bulat nutrisi keluar isi tangki biji. Tangki benih dilengkapi dengan mixer, yang menjaga media pertumbuhan bergerak, dan pompa, yang memberikan disaring, udara terkompresi. Ketika pertumbuhan bakteri cukup hadir, isi dari tangki benih dipompa ke tangki fermentasi.
3. Tangki fermentasi pada dasarnya adalah versi yang lebih besar tangki biji. Itu diisi dengan media pertumbuhan yang sama ditemukan dalam tangki benih dan juga menyediakan lingkungan yang sempurna untuk pertumbuhan bakteri. Di sini bakteri dibiarkan tumbuh dan menghasilkan sejumlah besar asam amino. Karena kontrol pH sangat penting untuk pertumbuhan yang optimal, air amonia ditambahkan ke tangki yang diperlukan (yang berpengaruh pada pH).
4. Saat asam amino cukup hadir, isi tangki fermentasi dipindahkan keluar sehingga isolasi dapat dimulai. Proses ini dimulai dengan pemisah sentrifugal, yang mengisolasi sebagian besar asam amino bakteri. Asam amino yang diinginkan selanjutnya dipisahkan dan dimurnikan dalam kolom pertukaran ion. Dari kolom ini, asam amino dipompa ke tangki kristalisasi dan kemudian pemisah kristal. Mereka kemudian dikeringkan dan disiapkan untuk fase sintesis produksi aspartam.
2. Tangki benih menyediakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri lebih banyak. Itu diisi dengan hal-hal yang dibutuhkan bakteri untuk berkembang, termasuk air hangat dan makanan karbohidrat seperti tebu, glukosa, atau sukrosa. Ia juga memiliki sumber karbon seperti asam asetat, alkohol atau hidrokarbon, dan sumber nitrogen seperti amonia cair atau urea. Ini diperlukan bagi bakteri untuk mensintesis sejumlah besar asam amino yang diinginkan. Lain faktor pertumbuhan seperti vitamin, asam amino, dan kecil bulat nutrisi keluar isi tangki biji. Tangki benih dilengkapi dengan mixer, yang menjaga media pertumbuhan bergerak, dan pompa, yang memberikan disaring, udara terkompresi. Ketika pertumbuhan bakteri cukup hadir, isi dari tangki benih dipompa ke tangki fermentasi.
3. Tangki fermentasi pada dasarnya adalah versi yang lebih besar tangki biji. Itu diisi dengan media pertumbuhan yang sama ditemukan dalam tangki benih dan juga menyediakan lingkungan yang sempurna untuk pertumbuhan bakteri. Di sini bakteri dibiarkan tumbuh dan menghasilkan sejumlah besar asam amino. Karena kontrol pH sangat penting untuk pertumbuhan yang optimal, air amonia ditambahkan ke tangki yang diperlukan (yang berpengaruh pada pH).
4. Saat asam amino cukup hadir, isi tangki fermentasi dipindahkan keluar sehingga isolasi dapat dimulai. Proses ini dimulai dengan pemisah sentrifugal, yang mengisolasi sebagian besar asam amino bakteri. Asam amino yang diinginkan selanjutnya dipisahkan dan dimurnikan dalam kolom pertukaran ion. Dari kolom ini, asam amino dipompa ke tangki kristalisasi dan kemudian pemisah kristal. Mereka kemudian dikeringkan dan disiapkan untuk fase sintesis produksi aspartam.
C.Sintesis
Aspartam dapat dibuat dengan
berbagai jalur kimia sintetis. Secara umum, fenilalanin dimodifikasi oleh
reaksi dengan metanol dan kemudian digabungkan dengan asam aspartat sedikit
dimodifikasi yang akhirnya membentuk aspartam.
5. Asam amino yang berasal dari proses
fermentasi pada awalnya dimodifikasi untuk memproduksi aspartam. Fenilalanin
direaksikan dengan metanol menghasilkan senyawa yang disebut L-fenilalanin
metil ester. Asam aspartat juga diubah sedemikian rupa untuk melindungi
berbagai bagian molekul dari efek reaksi lebih lanjut. Salah satu metode adalah
dengan mereaksikan asam aspartat dengan zat yang menghasilkan cincin benzil
ditambahkan untuk melindungi situs tersebut. Hal ini memastikan bahwa reaksi
kimia lebih lanjut akan terjadi hanya pada bagian tertentu dari molekul asam
aspartat.
6. Setelah asam-asam amino yang tepat dimodifikasi, mereka dipompa ke dalam tangki reaktor, di mana mereka diizinkan untuk campuran pada suhu kamar selama 24 jam. Suhu
6. Setelah asam-asam amino yang tepat dimodifikasi, mereka dipompa ke dalam tangki reaktor, di mana mereka diizinkan untuk campuran pada suhu kamar selama 24 jam. Suhu
kemudian meningkat menjadi sekitar
149 ° F (65 ° C) dan dipertahankan selama 24 jam. Reaksi kemudian didinginkan
sampai suhu kamar. Hal ini diencerkan dengan pelarut yang sesuai dan
didinginkan sampai sekitar 0 ° F (-18 ° C), menyebabkan kristalisasi.
Kristal-kristal tersebut kemudian diisolasi dengan filtrasi dan dikeringkan.
Kristal-kristal adalah antara dari aspartam yang harus dimodifikasi lebih
lanjut.
7. Kemudian diubah menjadi aspartam dengan mereaksikan dengan asam asetat. Reaksi ini dilakukan dalam tangki besar berisi larutan asam berair, katalis logam palladium, dan hidrogen. Hal ini dicampur dan dibiarkan bereaksi selama sekitar 12 jam.
7. Kemudian diubah menjadi aspartam dengan mereaksikan dengan asam asetat. Reaksi ini dilakukan dalam tangki besar berisi larutan asam berair, katalis logam palladium, dan hidrogen. Hal ini dicampur dan dibiarkan bereaksi selama sekitar 12 jam.
D.Pemurnian
8. Katalis logam dihilangkan dengan
filtrasi, dan pelarut disuling, meninggalkan residu padat. Residu ini
dimurnikan dengan melarutkannya dalam larutan etanol berair dan rekristalisasi.
Kristal-kristal disaring dan dikeringkan untuk memberikan selesai, bubuk
aspartam.
E. Quality
Control
Kualitas senyawa diperiksa secara
teratur selama proses manufaktur. Yang paling penting adalah pemeriksaan sering
dari kultur bakteri selama proses fermentasi. Juga, sifat fisik dan kimia
berbagai produk jadi diperiksa, seperti pH, titik leleh, dan kadar air.
Saat ini, hanya ada tiga alternatif
pemanis di Amerika Serikat yang dapat digunakan dalam produk makanan. Sementara
aspartam mungkin salah satu yang terbaik yang tersedia, para ilmuwan mencari
cara baru untuk membuat pemanis secukupnya sebanyak seperti gula mungkin.
Penelitian mereka telah difokuskan di tiga wilayah, termasuk mencari derivatif
baru, pencampuran pemanis, dan meningkatkan efisiensi aspartam.
Sebagian besar karya turunan kimia
telah dipusatkan pada menemukan senyawa yang akan cocok dengan reseptor rasa
tunas lebih baik dari aspartam tradisional. Menggunakan aspartam sebagai model,
peneliti percaya bahwa mereka akan dapat meningkatkan berbagai karakteristik
dengan membuat sedikit modifikasi. Misalnya, mereka telah menemukan bahwa
ketika L-aspartat asam saja dimodifikasi dengan cara tertentu, memberikan
produk yang memiliki rasa manis. Masa Depan penelitian
mungkin akan fokus pada jenis
derivatif.
Bidang lain penelitian berfokus pada
peningkatan stabilitas panas dari aspartam. Menggunakan teknologi enkapsulasi,
aspartam telah dikembangkan yang dapat digunakan dalam makanan yang dipanggang
dan campuran kue. Hasil tes awal yang positif, dan persetujuan FDA telah
diberikan untuk aplikasi toko roti.
Karena hanya tiga pengganti gula
sintetis saat ini disetujui untuk digunakan dalam makanan di AS, menggabungkan
pemanis buatan dalam produk ini menjadi kemajuan teknologi penting. Di sini,
para ilmuwan menggabungkan dua atau tiga pemanis dalam upaya untuk membuat
sugarlike rasa produk yang lebih.
2. Bahaya Aspartam Bagi Kesehatan
Keracunan
Komponen yang terdapat pada
aspartam diduga terkait dengan kondisi keracunan yang dialami oleh tubuh kita.
Di dalam tubuh, aspartam dipecah menjadi phenylalanine, asam aspartat, dan
metanol. Apabila kuantitas metanol dalam tubuh berlebihan, hal ini akan dapat
menjadi racun bagi tubuh. Adapun gejala keracunan aspartam antara lain adalah :
1.
Kebutaan yang terjadi pada satu atau
kedua bagian mata
2.
Penurunan visi atau masalah lainnya
seperti penglihatan kabur
3.
Rasa nyeri pada satu atau kedua bagian
mata
4.
Sering mengeluarkan air mata
5.
Telinga berdering atau berdengung
6.
Gangguan pendengaran
7.
Terjadinya epilepsi
8.
Sakit kepala atau migrain
9.
Pusing
10.
Kebingungan
11.
Hilangnya memori
12.
Sering mengantuk
13.
Mati rasa pada bagian tungkai
14.
Gangguan bicara
15.
Tremor parah
16.
Depresi berat
17.
Mudah emosi
18.
Agresif
19.
Sering merasa gelisah
20.
Gangguan susah tidur (insomnia)
21.
Fobia
22.
Sesak nafas
23.
Tekanan darah tinggi
24.
Takikardia
25.
Mual
26.
Diare yang terkadang timbul darah di
tinja
27.
Sakit perut
28.
Rasa sakit saat menelan
29.
Gatal-gatal
30.
Gangguan mulut dan bibir
31.
Alergi
32.
Kerontokan pada rambut
33.
Penurunan berat badan
34.
Hipoglikemia (kadar gula dalam darah
rendah)
35.
Gangguan kemih dan sensasi terbakar saar
buang air kecil
36.
Lebih rentan mengalami infeksi
37.
Kerusakan pada otak
38.
Cacat lahir termasuk keterbelakangan
mental
39.
Timbulnya tukak lambung
40.
Hiperaktif (terutama pada anak-anak)
41.
Sindrome kelelahan kronis
42.
Kematian
BAB III
Kesimpulan Dan Saran
1. Kesimpulan
a.
Aspartam
merupakan pemanis buatan yang digunakan dalam makanan berkalori rendah. Hal ini
terutama diperoleh dari dua asam amino alami kimia gabungan dan ditunjuk oleh
nama kimia NL-aaspartyl-L-fenilalanin-l-metil ester (APM).
b.
Aspartam adalah,
putih tidak berbau, bubuk kristal. Ini adalah sekitar 200 kali lebih manis dari
gula dan sudah larut dalam air. Aspartam dapat menjadi bahan yang baik untuk
digunakan sebagai pengganti gula dalam resep makanan banyak. Namun, aspartam
memang cenderung untuk berinteraksi dengan rasa makanan lain, sehingga tidak
bisa sempurna menggantikan gula.
c.
Fakta bahwa
aspartam memberikan rasa manis tanpa memberi efek seperti curah(kotoran) atau
kalori seperti pada pemanis lainnya. Selain pemanis makanan, aspartam digunakan
untuk mengurangi kalori, dan mengintensifkan danjuga memperluas rasa buah.
d.
Aspartam dibuat
dengan bahan baku asam amino yang berasal dari protein, dari strukturnya
aspartam adalah ester metil dari dipeptida (dua asam amino) yang terdapat pada
protein alam yaitu asam aspartat dan fenilalanin karena itu penggunaannya
diperkirakan aman.
2. Saran
Dosis Penggunaan
Asam Aspartat dan fenilalanin merupakan asam amino
yang secara alami hadir dalam makanan yang mengandung protein. Pada kebanyakan
orang, kedua zat tersebut tidak akan menimbulkan efek berbahaya. Namun bagi
beberapa orang, khususnya bagi mereka yang menderita penyakit fenilketonuria(Fenilketonuria
merupakan sejenis kelainan genetik yang hadir sejak seseorang dilahirkan,
dimana tubuh tidak dapat memecah fenilalanin yang merpakan asam amino yang
terdapat dalam makanan yang mengadung protein.) harus
membatasi, bahkan menghindari penggunaan produk aspartam. Beberapa organisasi
pangan dunia telah memberikan rekomendasi dosis penggunaan aspartam,
diantaranya adalah :
·
Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat
menyatakan bahwa jumlah asupan harian yang bisa diterima tubuh dari aspartam
adalah 50 miligran per kilogram berat badan manusia,
·
Sedangkan EFSA (Eropa Food Safety Authority)
merekomendasikan batasan penggunaan aspartam adalah 40 miligram per kilogram
berat badan manusia.
Daftar
Pustaka
Literatur dan jurnal :
Hart,Harold.1983.Kimia Organik.Erlangga:Jakarta
Erlawan Lismana dan
Imam paryanto. (2007).Beberapa Bahan Pemanis Alternatif yang Aman. Di ambil
dari . http://archive.gao.gov/d4t4/130780.pdf
Website:
https://www.scribd.com/doc/51384854/JURNAL-KIMIA-PANGAN-ASPARTAM
Silahkan anda berkomentar dengan sopan, semua saran dan kritikan sangat dibutuhkan untuk kemajuan blog ini karena itu saya sangat mengharapkannya
EmoticonEmoticon